Minggu, 10 Mei 2015

Hakikat Proses Belajar Mengajar

wilujeng weungi baraya sadayana.
saya dulu ketika di bangku kuliah ada mata kuliah Belajar Pembelajaran. bagi yang membutuhkan silahkan di baca barang kali bermanfaat....

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional.
Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai merupakan pencipta kondisi belajr siswa di desain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan belajar mengajar, keduanya (guru-murid) saling mempengaruhi dan memberi masukan. Karena itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivutas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan.
Rumusan belajar mengajar tradisional selalu menempatkan anak didik sebagai obyek pembelajaran dan guru sebagai subyeknya. Rumusan seperti ini membawa konsekuensi terhadap kurang bermaknanya kedudukan anak dalam proses pembelajaran, sedangkan guru menjadi faktor yang sangat dominan dalam keseluruhan proses belajar mengajar.
Pendekatan baru melihat bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan milik guru dan murid dalam kedudukan belajar mengajar merupakan milik guru dan murid dalam kedudukan yang setara, namun dari segi fungsi berbeda. Anka merupakan subyek pembelajaran dan menjadi inti dari setiap kegiatan pendidikan. Proses pengajaran yang mengesampingkan martabat anak bukanlah proses pendidikan yang benar. Bahkan merupakan kekeliruan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena itulah, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar abak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapt tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak dituntut dari segi fisik anak yang aktif, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya yang kurang aktif, maka kemungkinan besar pembelajaran tidak tercapai. Ini sama hanya dengan anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan didalam dirinya.
Kegiatan mengajar bagi seorang guru membutuhkan hadirnya sejumlah anak didik. Hal ini berbeda dengan belajar yang tidak selamanya memerlukan kehadiran seorang guru. Cukup banyak aktivitas yang dilakukan oleh seoraang di luar dari keterlibatan dari guru. Belajar di rumah cenderung menyendiri dan tidak terlalu banyak mengaharapkan bantuan dari orang lain. Apalagi aktivitas belajar itu berkenaan denagn kegiatan membaca buku tertentu.
Mengajar merupakan kegiatan dimana keterlibatan individu anak didik mutlak adanya. Apabila tidak ada anak didik atau obyek didik, siapa yang diajar. Hal ini perlu disadari guru agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap kegiatan pengajaran. Karena itu, belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu dalam konsep pengajaran atau pendidikan.
Biasanya permasalahan yang guru hadapi ketika berhadapan dengan sejumlah anak didik adalah masalah pengelolaan kelas. Apa, siapa, bagaiman, kapan dan dimana adalah serentetan pertanyaan yang perlu dijawab dalam hubungannya dengan masalah pengelolaan kelas. Peranan guru itu paling tidak berusaha mengatur suasana kelas yang kondusif bagi kegairahan dan kesenangan belajar anak didik. Jadi, masalah pengaturan kelas selalu terkait dengan kegiatan guru. Semua kegiatan guru. Semua kegiatan guru tidak lain demi kepentingan anak didik dan demi keberhasilan belajar itu sendiri.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengoraganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong  anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bingbingan dan bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar (Nana Sudjana, 1991).
Berdasarkan uaraian diatas, dapat ditarik pemahaman bahwa proses proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang disepakati dan dilakukan guru-murid untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar